Sebuah Kisah Klasik di Kostan Teroris

Saya, Ummatul Hasanah adalah seorang mahasiswi di Bogor EduCARE. Kebetulan jarak antara rumah saya dan kampus begitu jauh. Sehingga membuat saya terpaksa menjalani hidup sehari-hari di kostan. Saya akhirnya memilih untuk mengekost di sebuah kostan yang lumayan unik namanya. Nama itu di lontarkan begitu saja ketika teman kami datang untuk mengerjakan tugas di kostan kami. KOSTAN TERORIS, ya itu lah nama kostan kami. Banyak sekali yang beranggapan bahwa kostan kami itu seperti tempat singgahnya para teroris yang sedang merakit bom. Hal ini mungkin dikarnakan kostan kami terlihat begitu tua , tak berpenghuni dan berada di tengah warga namun sepi akan keberadaanya. Dibelakang kostan kami pun terdapat sebuah kali yang begitu penuh dengan sampah.

Saya bersama kelima teman saya tinggal di kostan teroris ini. Yang pertama adalah Desi Agustin, dia ini merupakan sahabat terbaik saya, dimana ketika saya membutuhkan apapun itu dia selalu hadir. Walaupun sering kali ada kesalahpahaman diantara kami. Mungkin memang sudah sewajarnya hubungan dalam satu atap itu pasti kadang ribut dan kadang harmonis. Saya kenal dia belum cukup lama, dia teman saat saya duduk di kelas 1 B saat caturwulan 1. Namun keakraban kami pun semakin lama semakin utuh. Diantara kami tak ada lagi kata rahasia, semuanya terbuka. Sampai-sampai seseorang spesialnya pun saya tahu (?) Eh, ko kesana ya. Hahah

Yang Kedua nih, dia merupakan teman seperjuangan saya ketika saya ingin memutuskan untuk kuliah di BEC ini. Dia merupakan teman SMA saya. Dede Herlina , ia termasuk teman terbaik saya. Sejak SMA saya satu eskul dengannya jadi kami sudah satu sama lain tahu karakter masing-masing. Ya seperti itu, sama seperti desi . Saya dengan dede pun sering sekali bertengkar karena kesalahpahaman. Namanya juga sahabat kan apalagi ini satu atap. Dede ini orangnya perhatian, terus dia paling rajin kalo di kostan. Mandi pun selalu jadi orang yang pertama. Pokonya mama galaknya kostan deh.

Yang ketiga nih, Helli Muspita. Orang garut asli. Dia pendatang di kota bogor ini. Selama saya dekat dengannya yang saya tau dia sangat polos dan lucu. Logat sundannya yang kental itu kadang kadang yang membuat penghuni Kostan tertawa mendengarnya. Kalo dia sih yaa, kebalikannya dari dede. Kurang rajin sih yaa. Hahah :D (maaf hel) tapi itu sih iya. karena mungkin dia selalu sibuk dengan telepon gengamnya. Jadi ketika melakukan apapun dia selalu menjadi orang yang terakhir. Jargonnya yang tidak akan kami lupa yaitu dua buah kata "Bae Weh". Haha

Yang keempat, Mbak Hanni. Loh ko pake Mbak ya? selain emang ia orang jawa dia juga merupakan kaka tertua di kostan kami. Dia sangat baik, perhatian, bahkan ketika ada salah satu diantara kami yang sakit dia selalu meluangkan waktunya untuk memijat haha :D pijatannya itu MANTAPPS loh guys.

Yang Kelima nih, dia merupakan Big Five ketika pembagian KHS cawu 2. Iya dia Gita Fitruani, si cantik, si pendiam, si pinter, dan si Melankolis ini. Keinginannya untuk menjadi seorang The Best Student di BEC adkhirnyaa dia capai ketika di cawu 2. Memang segala usaha yang dia torehkan berbeda dengan kami. Dia selalu bergadang ketika menyelesaikan tugas kampus. Namun dia terlihat tak seperti mengerjakan apa apa. Hanya saja, ketika kami tertidur pulas. Dia masih saja sibuk dengan catatannya.

Yang saya rasakan selama saya bersama dengan kelima sahabat saya ini adalah saya sangaat bersyukur karena saya telah diperkenalkan dan dipersatukan dengan mereka. Mungkin banyak salah dari tingkah laku saya , dan saya selalu membuat kostan menjadi rusuh. Terima kasih banyak untuk kalian yang sudah menjadi bagian di hidup saya. Kita gapai segala impian-impian kita di masa depan ya :) SUKSES DI TANGAN KITA :D

Mungkin itu saja yang dapat saya tuliskan dalam artikel kali ini, see you bye bye :)
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar: